Abstrak
Korea
Selatan merupakan negara dengan tingkat perekonomian nomor 12 di dunia dan
memiliki tingkat kesejahteraan serta standar hidup yang tinggi, namun negara
ini menduduki peringkat tertinggi dalam kasus kematian yang disebabkan oeh
bunuh diri. Angka bunuh diri di
Korea Selatan adalah penyebab kematian pertama bagi mereka yang berada di bawah
umur empat puluh tahun dan merupakan peyebab ke empat kematian secara umur.
Diperkirakan dalam setiap hari ada 40 orang yang mengalami bunuh diri, yang
menyebabkan Korea Selatan menjadi negara yang menduduki peringkat pertama
dengan kematian karena bunuh diri di antara negara- negara OECD. Angka bunuh
diri di Korea Selatan dari tahun ke tahun juga selalu meningkat. Angka bunuh
diri perempuan juga semakin meroket dan merupakan yang tertinggi di dunia. Bunuh
diri di Korea Selatan bahkan ada yang dilakukan dengan menulis perjanjian untuk
melakukan bunuh diri melalui internet dan ada juga yang membuat jaringan
kelompok untuk meakukan bunuh diri secara bersama-sama.
Bunuh diri di
Korea Selatan justru dilakukan oleh orang – orang yang memiliki jabatan tinggi,
orang yang memiliki pendidikan tinggi serta orang yang memiliki polpularitas
yang semakin meningkat Faktor ekonomi
sosial budaya menjadi peyebab utama yang menyebabkan masyarakat Korea
Selatan melakukan bunuh diri akibat depresi. Tekanan tinggi untuk berhasil bagi individu muda, bullying di
sekolah, konsep budaya Han dan kurangnya
penerimaan masyarakat tentang masalah kesehatan mental ditambah dengan rasa
malu yang dialami oleh mereka yang depresi mengakibatkan bunuh diri semakin
meningkat. Bahkan remaja Korea Selatan menduduki peringkat pertama dunia
sebagai individu yang mengalami rasa unhappiest. Buuh diri di Korea Selatan
juga terjadi di kalangan SD, SMP, SMA serta Perguruaan Tinggi.
Kata kunci : Mortalitas, angka
bunuh diri, depresi, tekanan tinggi
Pendahuluan
Kematian
dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti kecelakaan, kriminalitas, atau
penyakit. Sebagai negara maju Korea Selatan justru berhadapan dengan angka
kematian bunuh diri yang tinggi. Angka kematian
di Korea Selatan bahkan lebih tinggi jika dibandingkan dengan Jepang. Pada 2010
pemerintah Korea Selatan menunjukkan bahwa bunuh diri adalah penyebab kematian
nomor satu bagi mereka yang di bawah 40 tahun. Bunuh diri adalah tindakan mengakhiri hidup sendiri tanpa bantuan
aktif orang lain. Uniknya bunuh diri di Korea Selatan justru terjadi pada
mereka yang mempunyai jabatan, popularitas atau yang berpendidikan tinggi.
Bahkan banyak warganya sebelum meakukan bunuh diri membuat perjaanjian untuk
melakukan bunuh diri, di negara tersebut
bunuh diri adalah sebagai gaya hidup sampai-sampai ada sebuah kelompok jaringan
yang mengajak bunuh diri bersama
WHO
pernah melaporkan bahwa dalam satu tahun hampir satu juta orang yang melakukan
bunuh diri dan dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Korea Selatan
masuk dalam peringkat pertama bunuh diri yaitu sebanyak 15.413 pada tahun 2009.
Banyaknya orang yang bunuh diri menyebabkan adanya peringatan Hari Pencegahan
Bunuh Diri (World Suicide Prevention Day) yang diperingati setiap 10 September
yang ditetapkan oleh IASP (International Association for Suicide Prevention)
lembaga di bawah naunga WHO.
Sekitar
40 warga Korsel mengakhiri hidupnya setiap hari, meningkat dua kali lipat
dibanding 10 tahun lalu. Kaum pria mendominasi kasus bunuh diri di negara Korea
Selatan ini; dimana angka menunjukkan 41,1 pria per 100.000 hampir dua kali lipat jumlah wanita. Meskipun
begitu tingkat bunuh diri perempuan Korea Selatan juga semakin meningkat.
Pola Mortalitas
Korea Selatan
Kematian
karena bunuh diri di Korea Selatan merupakan penyebab kematian terbanyak ke
empat setelah kematian yang disebabkan oleh kanker, penyakit serebrovaskular dan
penyakit kardiovaskular seperti stroke.
Saat ini angka kematian karena bunuh diri menjadi 2,3 kali lebih tinggi
ketimbang angka kematian dari kecelakaan lalu lintas yaitu 40 orang setiap
harinya. Jumlah ini meningkat lima kali lipat dibanding beberapa generasi
sebelumnya. Bahkan Korea Selatan menduduki peringkat pertama jumlah korban
bunuh diri tertinggi dari 30 negara anggota Organization for Economic Cooperation
and Development (OECD) seperti data terakhir yang dikeluarkan pada social
idikator (2009) di bawah ini:
Sumber: Bunuh diri dari WHO Database
Kematian (www.who.int / healthinfo / morttables / en / index.html).
Di Korea Selatan
dari tahun ke tahun semaikin naik, padahal korea selatan dikategorikan sebagai
negara maju. Jika dibandingkan 10 tahun lalu, tingkat bunuh diri di Korea naik
hingga 50 persen. Bunuh diri adalah penyebab utama kematian bagi orang-orang
berusia 20 dan 30 tahun-an.
Suicide rates (per 100,000), by gender,Republic
of Korea
Source : © World Health Organization
Bunuh diri di Korea Selatan telah mendapat
perhatian sebagai masalah nasional setelah kematian beberapa orang terkenal,
seperti mantan Presiden Roh
Moo-hyun , jutawan Samsung Lee
Yoon-hyung , mantan sekretaris Perdana Menteri
Kim
Young-chul ,
mantan Busan walikota Ahn Sang, Park Tae-young, mantan
gubernur provinsi
Jeolla ,
mantan Hyundai eksekutif, penyanyi K-Pop , pemain professional,
supermodel, para aktor dan orang yang memliki pendidikan tinggi lainnya.
Ekonomi
yang semakin sulit, perkembangan budaya dan pengaruh yang dimunculkan teknologi
menjadi salah satu dari faktor pengaruh yang menyebabkan seseorang mengalami
penurunan mentalitas dalam menghadapi dinamika kehidupan yang semakin keras. Kementerian
Kesehatan Korea Selatan menunjukkan lebih dari 90 persen orang yang berniat
bunuh diri memiliki masalah mental. Para ahli jiwa menyebutkan sekitar 60-80
persen penderita depresi berniat bunuh diri. Penderita depresi di Korea
meningkat dari 5,6 persen (2006) menjadi 6,7 persen (2011). Tetapi hanya 15,3
persen yang pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan diri. Hwang Sang-Min, seorang psikolog dari Universitas Yonsei, mengungkapkan
bahwa orang Korea cenderung membentuk identitas mereka sesuai pandangan orang
lain terhadap dirinya. Selain itu, mereka juga memiliki konsep Han yaitu
bersikap diam dan berusaha tabah walau dalam keadaan marah. Selain itu, faktor agama rupanya juga memegang peran.
Hampir setengah penduduk Korea tidak memiliki agama, sehingga ketika mereka
mengalami depresi, penghargaan terhadap nilai kehidupan pun rendah. Kepercayaan
akan konsep reinkarnasi juga membuat orang Korea terdorong untuk mengakhiri
hidup mereka dan menjalani kehidupan baru yang mungkin lebih baik dari
sekarang.
Sikap
depresi yang menyebabkan orang Korea Selatan bunuh diri juga terjadi karena
keluarga dan teman- teman sekitarnya yang menyalahkan seseorang akibat penyakit
mental. Sementara itu menurut Psikolog anak di Korsel, Kang-ee Hong mengatakan
bahwa selama 40 tahun terakhir, orang tua di Korsel telah meninggalkan nilai-nilai tradisional
demi satu tujuan tunggal. Dari awal masa kanak-kanak, pentingnya uang dan
prestasi ditekankan oleh orang tua mereka, sehingga mereka merasa bahwa jika
anak berhasil di sekolah dan pekerjaan yang baik maka mereka dianggap
membanggakan orang tua mereka, namun jika tidak sukses dan tidak masuk perguruan
tinggi elit mereka tidak dianggap sebagai anak. Ini mengakibatkan tekanan yang
tinggi selama bertahun-tahun.
Di
Korea Selatan sendiri orang – orang yang memiliki pendidikan tinggi justru
melakukan bunuh diri. Di kalangan anak sekolahan sendiri menurut Kim
Hyeong-tae, anggota komite pendidikan di Dewan Kota Seoul, mengatakan bahwa
statistik dari Kantor Metropolitan Seoul menunjukkan bahwa 101 siswa Pendidikan
bunuh diri dari tahun 2008 sampai Maret tahun ini. Angka ini mencakup 1 siswa
SD, 27 SMP, 73 siswa SMA dan 202 di tingkat mahasiswa. Tekanan akademik yang
mereka rasakan telah menyebabkan pemuda di Korea menjadi peringkat pertama
sebagai individu unhappiest.
Popularitas
yang tinggi juga bisa menimbulkan bunuh diri seperti yang terjadi di kalangan
artis Korea Selatan. Tuntutan berlebihan para agency atau manajemen artis membuat selebritas
yang tidak lagi mampu
menunjukkan citra baik dan tenang, mereka cenderung frustrasi, menyerah, dan
mengambil pilihan drastis — salah satunya adalah bunuh diri. Selain karena depresi berat yang telah dialami oleh
artis-artis korea yang bunuh diri, pemaksaan seksual dan pelecehan seksual atau
kekerasan seksual juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak artis korea
wanita mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Bahkan ketika Ketika seorang selebritas bunuh diri, penggemar mereka
akan mengikuti aksi sang idola.
Selain
itu ungkapan lebih baik miskin dari pada jelek juga muncul di sana. Teknologi
operasi plastik di Korea Selatan semakin maju seiring dengan perekonomian mereka
yang menguat. Biaya operasi juga saat ini bisa lebih murah 50% dari harga yang
sudah ditentukan karena klinik kecantikan banyak dijumpai di sana. Ditengah
arus yang mengutamakan kesempurnaan fisik, justru tingkat bunuh diri semakin
tinggi. Apabila ia mengalami krisis ia tidak akan menerima bantuan moral dari
masyarakatnya. Lama kelamaan dia mengalami frustasi dan ahirnya bunuh diri.
Di Korea Selatan
sendiri perempuan yang bunuh diri semakin meroket. Penyebab terjadinya
peningkatan jumlah perempuan yang bunuh diri di Korea Selatan karena risiko
depresi pada perempuan tiga kali lebih tinggi. Perempuan juga menderita stres
berlebih akibat peningkatan aktivitas ekonomi yang menambah beban peran mereka
dalam keluarga. Yang menarik lagi adalah angka bunuh diri di antara masyarakat
yang berpendidikan jauh lebih tinggi. Proporsi orang yang bunuh diri dengan
tingkat pendidikan lulusan universitas meningkat dari 12,9 % menjadi 24,4 %.
Adapun untuk status, angka bunuh diri pada kaum lajang atau menikah menurun.
Tapi, dari pasangan yang bercerai, meningkat (dari 5,7 % menjadi 12,8 %).
Bunuh diri
tinggi juga di kalangan pria gay, akibat dikucilkan oleh masyarakat dan umumnya
dikeluarkan dari anggota keluarga karena rasa malu.
Solusi Kebijakan Demografi
Kementerian kesehatan Korea
Selatan menargetkan pada tahun 2013 nanti, korban bunuh diri bisa turun menjadi
kurang dari 20 orang per 100.000 penduduk. Sebagai langkah antisipasi bunuh
diri Korea Selatan sedang meningkatkan jumlah kantor konseling, pelayanan
psikiater, serta memberi edukasi bagi kaum pelajar. Korea Selatan menunjukkan
bahwa pentingnya untuk terus berkomunikasi. Kalau anggota keluarga dan
teman-teman mau mendengarkan curhat orang-orang yang depresi akan sangat
membantu menurunkan niat mereka untuk bunuh diri,
Parlemen
Korea Selatan awal tahun ini mengeluarkan peraturan baru, memberikan tanggung
jawab pemerintah lebih besar dalam pencegahan bunuh diri. Asosiasi Korea untuk
Pencegahan Bunuh Diri in bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan polisi
pada kampanye kesadaran dalam menghadapi masalah. Untuk membantu menurukan
angka kematian karena bunuh diri, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan
meloloskan RUU pada tahun 2011 yang akan membuat dana yang tersedia untuk pusat
pencegahan bunuh diri lebih nasional, meningkatkan 151 pusat kesehatan mental
masyarakat, 170 pusat rehabilitasi, dan 56 rumah jompo kejiwaan yang telah
berdiri sejak 1995. Sayangnya, pra-didirikan klinik kesehatan mental lebih
efektif dalam membantu masalah keluarga atau perkawinan daripada masalah
depresi yang mengakibatkan bunuh diri. Beberapa perubahan lain yang telah
dilakukan untuk mencegah bunuh diri di Korea Selatan adalah meningkatkan jumlah
kamera di sepanjang Sungai Han (tempat paling banyak orang melakukan bunuh
diri), meningkatkan pemantauan dan pengawasan di gedung-gedung tinggi.
Selain itu Korsel membentuk
tim khusus, yang bertugas untuk menyisir
konten-konten di dunia maya yang berhubungan dengan bunuh diri. Seperti diberitakan
BBC yang dilansir oleh Vivanews Selasa 5 Juni 2012, tim tersebut
beranggotakan 100 orang dari berbagai lapisan, di antaranya mahasiswa, ibu
rumah tangga dan ahli kejiwaan. Mereka bertugas memonitor konten pada blog dan
sosial media yang mengandung anjuran bunuh diri atau ajakan bunuh diri massal. Selain
membentuk tim penyisir internet, pemerintah Seoul juga telah memasang telepon
darurat dan menurunkan tim patroli di jembatan sungai Han, salah satu tempat
favorit untuk bunuh diri.
Upaya yang dilakukan pemerintah Korsel perlu ditingkatkan, selain itu
diperlukan kesadaran dari diri sendiri untuk tidak melakukan bunuh diri dan
lebih menghargai hidup. Para keluarga, teman dan lingkungan sekitar juga tidak
perlu mengucilkan orang yang terkena penyakit mental atau depresi. Jika seorang
mengalami depresi harus segera dibawa ke bimbingan konseling tanpa mempedulikan
rasa malu karena di sini kesehatan sangat diperlukan. Budaya Korea Selatan yang
tertutup juga harus sedikit demi sedikit dihilangkan. Budaya dengan konsep Han
juga harus dihilangkan. Mungkin jika masyarakat Korea Selatan memiliki agama
atau pedoman hidup angka bunuh diri di Korea Selatan akan semakin menurun.
Selain itu orang tua diharapkan tidak terlalu menuntut anak yang berlebihan
karena kemampuan anak pasti berbeda-beda. Ditambah lagi masyarakat Korea
Selatan jangan melihat seseorang dari fisiknya saja.
Referensi
Dalam Setahun, Hampir 15 Ribu Warga Korea Tewas Bunuh Diri (online). http://www. tabloidbintang.com/asia/korea/12666-dalam-setahun-hampir-15-ribu-warga-korea-tewas-bunuh-diri.html di akses 07 Juni 2012
Cegah bunuh diri Korsel sisir internet (online).
http://vivanews.com.cegah-bunuh-diri--korsel-sisir-internet.htm di akses 07 Juni 2012
suicide_rate di akses 08 Juni 2012
Kasus Bunuh Diri - Korea (online). http://artiskorea.net/artis-korea/artis-korea-yang-bunuh-diri/ diakses 08 Juni 2012
Bunuh
diri di KoreaSeatan meningkat ganda (online). http://digitall.com/article/311163
diakses 08 Juni 2012
Tacking
South Korea’s hight suicide rates (online). http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-pacific-15331921
diakses 08 Juni 2012
Kasus
bunuh diri di Korea Selatan Terlalu Sedikit, Terlambat (online). http://ohmynews.com
Diakses 09 Juni 2012
Upaya Pemerintah Korea Selatan Memerangi Penyebab Bunuh Diri di Korsel (online). http://uh-bt.blogspot.com/2012/06/upaya-pemerintah-korea-selatan.html diakses 09 Juni 2012
Depresi
dan perilaku bunuh diri di Korea Selatan (online). http://recapsdrama.blogspot.com/2012/01/depresi-
dan-perilaku-bunuh-diri-di.html diakses 09 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar